Mengenal Apa itu Growth Hacking untuk Startup

31 Mar 2021

Perusahaan rintisan atau startup membutuhkan pertumbuhan yang tidak stagnan. Penyebabnya adalah karena startup pada umumnya mengandalkan momentum untuk bisa menguasai pasar sebelum pesaing-pesaing lain. Itu kenapa startup membutuhkan upaya marketing yang tidak biasa, yakni growth hacking. Apa itu growth hacking?

Growth hacking merupakan proses untuk mendapatkan pertumbuhan bisnis yang begitu cepat dalam waktu singkat. Prosesnya adalah dengan membuat rencana dan melakukan banyak percobaan untuk mengoptimalkan dan memaksimalkan program yang berkaitan dengan pertumbuhan pengguna atau user acquisition.

Kunci utama dari growth hacking terletak pada eksperimen. Memang tidak semua eksperimen berhasil, tapi itulah maksud dari growth hacking, yakni memperbanyak pengetahuan dan pengalaman untuk menemukan mana cara yang berhasil dan mana cara yang tidak berhasil.

Hal yang perlu diperhatikan oleh startup setiap melakukan growth hacking adalah merencanakan program dengan cepat dan lincah. Startup tidak boleh terlalu lama melakukan analisis ataupun merancang rencana yang terlalu detil. Itu artinya, program growth hacking yang dilakukan akan bergantung pada kecepatan eksekusi, dan bukan pada kesempurnaan perencanaan.

Marketing Growth Hack

Nah, untuk mencapai keberhasilan growth hacking ini, startup harus memahami bagaimana prinsip marketing. Sebab growth hacking sepenuhnya adalah aktivitas marketing yang tujuannya adalah mencapai pasar lebih luas, kemudian mendapatkan user sebanyak-banyaknya.

Dalam marketing, proses untuk mendapatkan user adalah dengan menyusun corong marketing atau disebut dengan marketing funnel. Dalam marketing funnel setidaknya ada tiga tahapan sebuah bisa mendapatkan user: awareness, consideration dan acquisition. Namun untuk startup yang sedang melakukan growth hacking, hanya membutuhkan dua tahap saja yakni awareness dan acquisition.

Mengapa hanya dua? Karena growth hack adalah tentang kecepatan. Setiap langkah growth hacking harus bisa mendapatkan user secepat mungkin tanpa terlalu banyak tahap yang dilalui. Peningkatan user onboarding adalah target yang paling umum dicapai dari langkah growth hacking pada sebuah startup.

Di setiap tahap marketing funnel, startup akan menyusun program-program eksperimen apa saja yang dilakukan. Startup bisa merencanakan sebanyak mungkin program kemudian memilih mana yang akan dieksekusi segera. Pemilihan program harus sesuai dengan strategi yang sudah disusun untuk menghindari aktivitas yang tidak diperlukan.

Strategi Growth Hacking

Inti dari sebuah strategi adalah bukan tentang seberapa banyak langkah yang akan dilakukan, tetapi tentang bagaimana startup menentukan langkah-langkah apa saja yang tidak dilakukan. Mengapa demikian? Karena ada begitu banyak cara untuk menuju tujuan, sementara tidak semua jalan benar-benar efektif untuk mencapai kesuksesan.

Itu mengapa startup harus bisa mengidentifikasi mana eksperimen yang harus diprioritaskan dibanding program lainnya saat melakukan growth hacking.

Dalam menyusun strategi growth hacking, dibutuhkan beberapa langkah yaitu: menentukan tujuan, melakukan audit, alokasi sumber daya, menyusun rencana, memonitor hasil dan evaluasi. Lima langkah ini adalah langkah yang harus dilakukan setiap startup melakukan growth hacking.

  1. Menentukan tujuan

    Seperti sudah disinggung di atas, tujuan dari growth hacking umumnya adalah user acquisition setinggi-tingginya. Tujuannya adalah agar startup mendapatkan banyak sekali data pengguna dan terlihat mengalami pertumbuhan. Namun bukan berarti tujuan startup hanya tentang akuisisi. Ada juga tujuan lain seperti meningkatkan penjualan ataupun peningkatan pembelian kembali.

    Ketika melakukan growth hacking, startup harus benar-benar bisa menentukan tujuan mana yang berusaha dicapai. Jangan pernah menentukan tujuan lebih dari satu karena itu akan membuat program eksperimen growth hacking yang dilakukan tidak fokus sehingga hasilnya tidak akan maksimal.

  2. Melakukan audit

    Sebuah startup perlu untuk melakukan audit sebelum mengeksekusi marketing growth hacking. Tujuannya adalah agar startup tahu bagaimana kondisi startup sebelum melakukan program. Audit juga akan memperlihatkan apa saja yang sudah pernah dilakukan oleh startup sebelumnya.

    Beberapa hal yang perlu diaudit oleh startup adalah antara lain: produk yang dimiliki, aset-aset saluran marketing startup, audit budget, audit sumber daya manusia, dan audit waktu pelaksanaan. Informasi-informasi ini adalah yang nantinya akan dibutuhkan dalam melaksanakan growth hacking.

  3. Alokasi sumber daya

    Setelah mengetahui apa yang pernah dilakukan dan kemampuan apa yang dimiliki perusahaan. Tahap selanjutnya adalah mengalokasikan sumber daya startup. Hal ini mencakup banyak hal seperti produk mana yang sudah market fit yang akan dijadikan sebagai produk yang bisa mendorong terjadinya growth hack. Lalu alokasi tim, seberapa besar tim yang bertanggung jawab mengerjakan program. Dan yang paling penting adalah tentang alokasi budget. Growth hacking identik dengan budget yang minimal dan hasil yang maksimal. Untuk itu budget harus benar-benar diatur agar tetap efisien dan berdampak.

  4. Perencanaan eksekusi

    Rencana eksekusi perlu ditentukan untuk memastikan apakah growth hacking berjalan dengan efektif atau tidak. Tentukan apa yang akan dilakukan, berapa lama program berjalan dan siapa saja yang akan terlibat. Perencanaan seperti ini akan memastikan growth hack bisa tereksekusi sesuai jadwal.

  5. Monitoring dan evaluasi

    Setiap langkah harus terukur, setiap upaya harus memiliki data yang akurat. Data adalah aset berharga dalam eksperimen growth hacking. Startup harus mampu memonitor setiap langkah yang dilakukan. Tanpa data startup akan seperti berjalan di ruang yang gelap, buta tanpa mengetahui apakah growth hack yang dilakukan berhasil atau tidak.

    Jika startup sudah mendapatkan data-data dan mengetahui performa program yang pernah dilakukan. Startup bisa melakukan evaluasi. Apakah growth hack yang telah dilakukan sukses atau tidak. Bila tidak berhasil, apa yang bisa diperbaiki, langkah apa yang harus diubah. Sementara jika berhasil dan sukses, startup bisa menentukan apakah akan melanjutkan langkah yang pernah dilakukan atau memodifikasinya agar lebih optimal.

    Lima langkah tersebut akan dilakukan secara simultan di sebuah startup. Langkah-langkah yang akan membutuhkan tim growth hacker yang handal. Siapa itu growth hacker yang handal?

Menjadi growth hacker handal

Growth hacker merupakan orang yang ditunjuk oleh startup untuk melakukan eksekusi growth hacking. Dia bertanggung jawab sepenuhnya pada seluruh operasi yang dieksekusi. Seorang growth hacker harus memiliki karakter:

  1. Selalu penasaran
  2. Fokus pada hasil
  3. Memahami customer
  4. Bisa berkerja dalam tim
  5. Paham tentang marketing
  6. Mampu melakukan analisis data

Karakter tersebut akan mempengaruhi apakah growth hack yang dilakukan berhasil atau tidak. Tanpa karakter yang tepat, seorang growth hacker akan kesulitan untuk menjalankan program. Sering kali growth hacking yang dilakukan oleh startup mengalami kegagalan karena talenta yang tidak mumpuni dalam membuat program dan mengambil keputusan. Itu mengapa alokasi tim sangat krusial untuk menjamin kesuksesan.

Kesimpulan

Growth hacking adalah tentang bagaimana startup bisa mempercepat pertumbuhannya dalam waktu singkat dan dengan biaya yang minimal. Sering kali eksperimen yang dilakukan oleh startup bukan berupa produk yang baru ataupun yang radikal.

Namun belajar dari pengalaman yang ada, seringkali growth hack berhasil karena startup sekadar menambahkan fitur maupun layanan yang benar-benar memberikan solusi pada user. Itu mengapa empati pada user dan analisis data sangat dibutuhkan saat growth hack dilaksanakan.

Nah, sekarang, giliran startup Anda melakukan growth hacking. Bila Anda membutuhkan talent growth hacker handal, Anda bisa temukan kandidat-kandidat cemerlang di Job.id. Bursa talenta berkualitas untuk pertumbuhan bisnis Anda.

Signup for our Newsletter